BERKARYA ITU HARUS DENGAN HATI
Saya terkadang merenung bagaimana orang bisa menghasilkan karya yang begitu indah.....begitu agung....membuat lidah kita berdecak kagum dan membuat mulut kita ternganga: Woww.......
Terus terang saja karya apa pun! Mereka jelas orang yang mampu menangkap yang tidak tampak. Mereka semua ngaku bahwa mereka tidak mencipta, tapi berkreasi atas hasil tangkapannya itu. Mereka sadar hanya menjadi alat bagi Tuhan untuk mewujudkan ciptaanNYA di sini. Makanya ketika saya termehek-mehek lihat lukisan para pelukis maestro besutan Sanggar Bambu.....saya langsung pingin tahu banyak sanggar ini, termasuk hymne mereka yang menguak rahasia itu:
Disini aku temukan kau
Disini aku temukan daku
Disini aku temukan hati
Terasa tiada sendiri
Disini aku temukan daku
Disini aku temukan hati
Terasa tiada sendiri
Pandanglah aku pandanglah aku
Aku bicara dengan jiwaku
Dan taruh hati padamu
Disini aku temukan hati
Terasa tiada sendiri
Aku bicara dengan jiwaku
Dan taruh hati padamu
Disini aku temukan hati
Terasa tiada sendiri
Bayangkan saja, mereka sudah menemukan hati yang mampu mengantarkan kita pada kondisi trans dan kemudian berkarya! Hati mereka menjadi saluran karyaNYA. Kereeenn......Mereka berbicara dengan jiwanya, makanya nggak heran kalau karya mereka bisa melampaui zamannya. Dan saya pun pernah terkaget2 melihat lukisan seseorang yang hidup di jaman dulu banget, namun karyanya berupa lukisan sepeda motor yang mirip dengan model sepeda motor zaman now....bener2 gile. Bagaimana mungkin itu bisa terjadi???
Ternyata mereka lah orang-orang yang telah menemukan hatinya sendiri. Mereka jadi mengenal dirinya dan mereka pun jadi mengenal TUHANNYA. Rasanya mereka pun sudah begitu akrab dengan keagunganNYA. Ya pastilah karya mereka jadi begitu agung!
Ternyata mereka lah orang-orang yang telah menemukan hatinya sendiri. Mereka jadi mengenal dirinya dan mereka pun jadi mengenal TUHANNYA. Rasanya mereka pun sudah begitu akrab dengan keagunganNYA. Ya pastilah karya mereka jadi begitu agung!
Makanya ketika hari Minggu kemarin saya diajak para mahasiswa KKN untuk ikut membagikan bibit dan memberi penyuluhan budidaya Buah Naga di desa Jatisari, Mijen......saya terperangah saat melihat antusiasnya para pemuda, bahkan ibu-ibu di sana. Saya seperti melihat lukisan indah di wajah-wajah mereka dan ternyata itu karena ketulusan para mahasiswa untuk membagikan bibit buah naga pilihan yang terupdate: Buah Naga Super Red Hybrid. Mereka ingin meninggalkan karya agung.....yang semoga kelak menjadi kampung buah naga nan indah di Semarang. Ckkkckkk.......saluuut!!!!
0 Ulasan