Ketika sakit hati tak terkira karena dikhianati.....
Ketika pusing bukan kepalang karena belum bayar tagihan yang menumpuk....
Ketika hati bergetar ketakutan karena ancaman...
Ketika perasaan terhina menyeruak karena dilecehkan...
Ketika jiwa tersisih karena dijauhi orang dekat....
Kepala rasanya mau pecah, pingin Lari dari semua itu!!!
Terkaget-kaget saya ketika seorang teman di FB sedang membanggakan kelulusan S2nya seminggu yang lalu, tiba-tiba muncul komen yang nylekit:
"Ditunggu anakmu kae......durung mbayar SPP!!"
(ini sudah disensor karena banyak warga Gembiro Loka Zoo yang disebut2 jugak, namun gaya bahasa yang komen menunjukkan kenal banget gitu).
Betapa kontradiktifnya. S2 jelas berhubungan dengan kemapanan, apalagi dengan biaya sendiri....sebuah kemewahan pendidikan tinggi yang luar biasa. Yang pasti kita salut....kok bisa ya menyisihkan waktu, pikiran dan uang di usia setua dan sesibuk sekarang. Sayangnya kok....bayar SPP anaknya aja nggak bisa? Tapi itulah realita hidup.....terkadang ada yang mesti dikorbankan. Akhirnya, foto wisudanya saya cermati kembali.....dan saya mampu membayangkan persiapan wisudanya yang pastinya pas2an, bahkan terlihat wajah istrinya yang nggak menunjukkan kegembiraan di saat pencapaian puncak suaminya. Duh, betapa tersiksanya teman saya.....pas wisuda pas nggak ada uang. Maka nggak aneh kalo selanjutnya muncul komen dableg di postingannya itu.
Orang kita mengibaratkan udah jatuh tertimpa tangga!!! Oke lah, itu masalah temen saya, nggak usah dipikir! Yang jadi masalah itu kalo sampeyan mikir: KOK AKU BANGET YA!!! Jlas bahaya!!! Wkkkwkkkk....
Makanya (maaf) ketika ada berita viral mas Ahok nuntut cerai istrinya.....orang yang benci atau berseberangan politik dengan beliau sekalipun akan ikut trenyuh! Kita ikut sedih.....kita tak mampu membayangkan bila itu terjadi pada kita!! Apa kita kuat menanggung derita beruntun begitu???
Ah itu hanya contoh aja kok yang terupdate....bagaimana rasa empati itu, nggak usah jauh-jauh....cobalh lihat diri kita sendiri sekarang......derita kok kayaknya betah ya? Nempel kayak perangko! Wkkwkkkkwkk.... Ayo lah mulai disadari. Derita itu mirip NYAMUK kok. Derita itu cuma satu tok til!!! Yang banyak itu temannya. Derita kan aslinya artis juga kayak nyamuk.....semua orang kenal!!
Bener....percaya saya derita itu lebih dahsyat dan berbahaya dari nyamuk. Derita itu selain bisa memanggil teman-temannya.....dia sendiripun mampu bernak pinak secara CEPAT! Maka kia harus cepat-cepat MENGHABISINYA sebelum menjerat leher kita baik secara visual maupun nyata! Jangan biarkan derita mengantung kita, memenjarakan kita, membunuh kita, mencabik-cabik kita....atau berubah bentuk menjadi RAKSASA JAHAT yang ikut kemana kita pergi. Begitu menyiksa. Dimana-mana kita pun mencap diri kita sebagai MAKHLUK PALING MENDERITA SEJAGAD, termiskin sedunia! Halahhh lebay!
Berita buruknya: itu slalu terjadi bila kita sedang NGRASA BENER menderita atau sial terus dan terus! Perasaan MENDERITA akan melahirkan banyak derita yang lain. Kasihan..........
Makanya STOP!
Trus gimana menghabisi derita ini? Mendeletenya? Ya dan MUDAH kok! Tapi maaf.....harus satu2 dan itu SANGAT MEMBOSANKAN!!!
Kayak memadamkan api......lokalisir dulu (biar tidak bernak pinak atau menyebar). Baru padamin dengan banyak cara...bisa dengan air.....
Terus terang itu karena kita membiarkan masalah yang kecil berkobar bak api. Dia membesar dan tak terkendali sebab keCUEKan kita akan masalah yang bakalan membuat derita yang menumpuk. Padahal Allah sudah menjamin dalam FirmanNya لا يكلف الله نفساً إلا وسعها , bahwa Allah tidak membebani seseorang di luar kemampuannya (Al-Baqarah: 286)
Namun kita merasa nggak mampu.....ujian yang mestinya berbulan2 dijalani, namun kita ringkas hanya dalam hitungan hari yang MENYESAKKAN!
Bagaimana mendelete derita ini? Ada yang menghibur diri dengan liburan wisata, namun itu bukan air yang memadamkan. Air untuk memadamkan atau mendelete derita bisa dalam bentuk zikir...istighfar. Karena Istighfar banyak sekali manfaatnya, selain kita terampuni maka Allah ngasih bonus besar lagi: "Barangsiapa yg memperbanyak istighfar maka Allah buatkan untuknya kelapangan hati dari setiap kesedihan, jalan keluar dari setiap kesempitan kesulitannya, dan Allah berikan rizki dari arah yg ia tidak memperhitungkannya"( HR.Ahmad )
Kok bisa?? Ya iyalah sebab perlu kita sadari bener.....sebab derita itu sebagian besar karena DOSA kita. Sangat sedikit yang berupa ujian dari Allah. Lo katanya dosa dibalas nanti di akhirat???
Betuuul, tapi sayangnya Allah sangat sayang pada kita yang mengaku BERIMAN padaNYA. Allah ingin kita BERSIH selalu sampai kita menghadapNYA. Allah ingin kita SUCI sebagai makhluk yang sempurna. Allah mengelap kita terus dengan derita, rasa kekurangan, sakit keras, dll. Bahkan jika dikuburan kita masih aja belum bersih (misal ninggalin hutang) disikatnya kita pakai sikat KAWAT agar bersih ......hadewww!!!
MUlAI SAAT ini, bukan kita sok alim jika kita menghindari dosa....tapi takut DERITA datang dan membombardir kita lagi. Jauhi maksiat, termasuk bangga banget berbuat SELINGKUH. Maka dosa yang sudah terlajur dilakukan, hapuslah dengan istighfar dan bernjanji akan menghindari dosa sekuat tenaga! Satu per satu. Terus menerus.....tak terhitung. Sebab dosa kita pun tak terhitung.
MULAI SAAT ini sebagai orang yang mengaku2 BERIMAN sadarilah:
Allah mencuci kita dari dosa dengan DERITA. Sehingga semakin kita banyak dosa semakin kita menderita! Nalar kan? Cepat-cepat lah beristighfar, artinya kita meminta ampun langsung. Atau ARTI kasarnya kita mau MENCUCI SENDIRI! Mudah kan?? Daripada Allah mesti mengirim Malaikat untuk mengosok kita! Gitu aja kok REPOT!! Xiixiii.....
Seperti teriakan ibu kost dulu: Cuci sendiri dong pakaianmu!
Dan kita semakin jelas sekarang.....justru bila kita berbuat dosa dan kita nggak juga menderita, maka kita wajib curiga: Allah kayaknya nggak sayang lagi nich sama kita???
Dan satu persatu DERITA kita menghilang bak ditelan bumi!!! PERCAYALAH!!!
(Ingat! Jaminan ini tidak BERLAKU jika masih NGEYEL alias perbuatan dosa masih aja dilakukan terus....hehhhee )
NB:
“Mas, saya sudah istighfar tapi kok bawahan saya nggak hormat juga ya sama saya, kayak ngremehin gitu?’
“waduh apa hubungunanya nih, emang itu derita juga? Hehhhe,” pikir saya.
Saya pun balik tanya:
“Emang sampeyan sudah meminta ampun atas Sholatmu yang bolong-bolong itu?”
“Belum!” Jawabnya bingung.
“Waduh...sama Allah aja sampeyan ngremehin gitu kok. Dipanggil-panggil sama Adzan cuek bebek!”
Dia pun manggut2, eh saya jadi ngrasa dengan Sholat saya juga, apa udah bener? Nelongsone rek! Hehhee....
(Foto menderita (takut kejatuhan durian) di bawah pohon durian 'raksasa' Bawor pak Sarno yang kakinya sampek puluhan dan berat duriannya bisa 16 Kg)