Sekarang ini banyak sekali fasilitas untuk berbuah maksiat, mudah dan tersembunyi. Dan terkadang kita bangga dengan kemaksiatan kita. Betapa mengerikan ini!
Bagaimana medsos memberi jalan kita untuk melakukan segala bentuk dosa kemaksiatan. Begitu mudahnya kita menyakiti orang lain lewat dosa kecil ini secara berulang-ulang! Kita mnyindir dan menyinggung perasaan teman kita secara membabi buta.

Saya punya teman yang begitu baik dan pandai. Tetapi entah lah kariernya mentok di tengah jalan. Di umur yang menjelang pensiun ini, jabatannya bak Kopral di ketentaraan. Masih pontang panting membuka pasar, bak anak yang baru masuk kerja. Saya kasihan lihatnya. 
Karena itu bukan perusahaannya jelas dia seperti jongos. Saya jelas heran, mengapa itu bisa terjadi??
Barulah itu terjawab ketika saya melibatkannya dalam sebuah proyek milik saya. Mula2 dia adalah orang baik benar, tetapi ketika dia mendapat masalah dan masalah itu terjadi atas keputusan saya. Sebelum dia disalahkan dia menyerang saya tanpa rasa hormat. Dia menggalang kekuatan rekan dan karyawan saya untuk membrontak atas kepemimpinan saya lewat group WA yang saya bentuk. Segala daya upaya dia lakukan untuk menjatuhkan wibawa saya. Bahkan saat saya mau nyumbang sekalipun dia ganjal. Mungkin dia berhasil, tetapi saya justru tersenyum....hehhhee. Dia lupa siapa saya sebenarnya.
Setelah proyeknya selesai, Saya bubarkan semuanya, tanpa ada kelanjutan proyek kedua. Saya mengambil hikmah dari kejadian itu........saya bahkan tak ingin lagi bekerja sama dengan teman saya tersebut. Biarlah dia menjalani hidupnya sendiri. Karena sebetulnya dia selalu membatalkan kesuksesannya sendiri. Dia selalu mengcancel jalan suksesnya, dia selalu memencet tombol cancel setiap saat lewat kemaksiatannya pada orang lain! Dia manusia yang tanpa rasa hormat, ketika ada masalah! Berubah menjadi monster yang memuakkan!

Saya jadi inget seorang kenalan yang sering memenangkan proyek, namun seringkali proyeknya gagal di tengah jalan karena dia royal berbuat maksiat saat uang cair pertama kali. Dan itu terus berulang. Betapa dia tidak belajar dari kegagalan ini........dia terus mengcancel jalan hidupnya!!! Dai kejam pada dirinya sendiri. Semoga ini menjadi pelajaran pada kita untuk menyayangi diri sendiri dengan tidak berbuat maksiat! Menjaga diri dari perbuatan maksiat!