Cuma dengar kata "asuransi" aja.....rasanya di dalam diri kita ada semacam penolakan. Ya nggak?? Apalagi ditambahin embel2 sehingga menjadi "sales asuransi".....maka kayak otomatis kita mau lari saja. Kita udah alergi....hehhhe....
Padahal cuma pemainan kata2 aja lo....tpi pikiran dan hati kita sudah apriori!!!
Makanya ketika pegawai saya bilang kalo saya dicari mas sales asuransi.....duh rasanya pingin marah aja: knapa nggak bilang kalo saya nggak ada aja...wkkkwkkk
Terpaksa saya temuin masnya dengan langkah yang berat banget. Saya malas dan bosen bener denger ocehan para sales asuransi. Yang terjadi malah lebih parah lagi, saya harus mendengarkan tangisan masnya selama hampir setengah jam.....bayangkan, masak laki2 mewek.....ampun, makk! Lihatnya aja jIje.....sayangnya dia itu ternyata sobat saya dan lama banget nggak ketemu. Dia juga orang asuransi yang sangat sukses. Ya udah saya dengerin sampek tangisnya reda. Ada apa, bro??
"Kakakku meninggal, mas....."
"Inalillahi wainalillahi rojiun....saya turut berduka cita, bro!"
Saya diam lama, nggak tahu mesti ngapain kalo situasinya gini. Mungkin karna itu kakak satu2nya bagi dia, jelas dia sedih. Setelah nanya macem2 termasuk kapan meninggalnya? Akhirnya saya nggak tahan untuk tidak bertanya pertanyaan pamungkas ini:
"Maaf, setahuku sampeyan nggak terlalu deket sama almarhum...bahkan cenderung kontra....tapi sampeyan kayak sangat kehilangan banget, bro?"
"Saya bener2 menyesal dia nggak ikut asuransi, mas!! Saya sedih banget lihat nasib janda dan anak2nya sekarang," wajahnya terlihat memelas banget. Hadewwwww....
Trus terang dia itu mahaguru pemasaran saya.....kalo soal
merayu....woalahhh rasanya orang Arab aja beli pasir dari dia....hehhhhheee. Cara pendekatannya pun begitu haluuuus dan nggak krasa kalo pikiran kita sedang diubek2 sama dia. Paradigma kita tentang asuransi dijungkir balikkan dalam sekejab sama dia. Pengusaha2 besar, apalagi ibu2 pokoknya termehek2 saat lihat dia presentasi.....menghanyutkan tenan!
Sayang seribu sayang dan lucunya itu bila kumpul sama keluarga atau temen2 deket (kecuali saya...hehhe).....dia nggak mau bicara soal asuransi. Apalagi bicara masalah2 uang, kekayaan.....termasuk pamer bondo dunyo! Bagi dia pertemanan harus dipisahkan dari sekedar urusan materi belaka. Pertemanan tidak kenal kasta, katanya. Jangan campurkan kebahagiaan dengan nafsu serakah uang semata. Nggak aneh kalo dia pernah jotak (mendiamkan) saya lama banget, gara2nya saya nyoba pinjam modal ke dia dan rada maksa beli produk bibit2 buah saya di awal2 saya jualan. Bagi saya dia itu aneh? Denger kata KAYA aja dia males! Hidup kok dipisah2kan gitu ya....seharusnya dengan ilmu yang dia punya, dia justru bisa membangkitkan ekonomi teman2 dan keluaganya. Yang terjadi ya seperti sekarang ini....PENYESALAN!!!!
Padahal Dale Carniege, penulis favorit saya menyatakan bahwa 70% masalah keluarga itu masalah keuangan. Dan terbukti bahwa masalah perceraian di negara kita pun 70%-nya gara-gara masalah keuangan juga. Jadi kalau kita pura2 nggak ada masalah soal keuangan ya berarti sampeyan pura2 aman aja. Atau memang sampeyan sudah kaya kalie!
Lo kok begitu besar sich masalah keuangan itu mempengaruhi kita?
Makanya saya sering membahas kekayaan atau keuangan di tulisan2 saya....sayapun tidak bermaksud merendahkan temen2 saya apalagi melecehkan, meski saya sendiri orang accounting keuangan lo. Jadi saya berhak kan ngomongin ilmunya? Siapa tahu saya diangkat jadi penasehat keungan Anda....hehhhee
Apakah saya sombong atau pamer....duh jauuuuh bangettt....ngapain saya share ilmu2 gini, mending dikekepin sendiri. Saya sendiri sedang menuju ke sana, saya ingin kita bareng2 kaya. Saya justru ingin meninggikan teman2 saya. Dan saya ingin kita pakai cara yang diajarkan agama......cara makan halalan tayyiban untuk anak dan istri kita. Bukan bangga jadi koruptor! Bukan pakai cara kaya MUSRIK yang membawa kita pada neraka dunia dan jahanam. Cara kaya yang sekaligus membawa kita masuk Surganya Allah. Karena sebetulnya kaya itu wajib hukumnya bagi kita yang pingin ibadah SEDEKAH atau pingin berkurban rutin misalnya. Kaya itu wajib hukumnya bagi yang pingin ibadah boolak-balik ke Mekkah. Atau perlu kaya jugak untuk menikmati sebutir durian Musangking yang harganya bisa jutaan untuk berat di atas 5 Kg, tapi sebanding kok dengan nikmatnya yang selembut es krim. Iya to?
Jadi jlas nggak wajib buat sampeyan yang sudah merasa enjoy dengan keadaan sekarang......hehhhe....toh Anda sudah bahagia kok...ngapain lagi?
Saya itu bisa bahagia juga kalau menemukan jenis buah baru yang mampu menutupi kelemahan buah lama yang sevarietas. Misal, Buah Pakel atau Kuweni....meski aroma harumnya begitu menggoda dan produksi buahnya yang tinggi....namun kualitas buahnya masih memble.....kalah jauh sama saudaranya mangga. Jadi saya masih mencari terus dan terusss....
Namun saya sendiri rada minder kalo sudah menyebut kata "KAYA" itu! Soalnya ada yang pernah menghitung uang yang beredar yang dipegang individu di dunia dan membagi dengan jumlah penduduk dunia....hasilnya masing2 orang akan memegang duwit bermilyar2 rupiah. Jadi yang disebut rata2 atau orang sedang2 aja itu jlas seorang Milyader...betulkan? Realitis saja lah?! Jadi maaf sekali lagi.....ini menjawab knapa 70% masalah keluarga adalah masalah keuangan. Kasarnya kita ini masih DI BAWAH STANDAR...hehhhe...(skali lagi maap...kayak mpok Hindun aja ya).
Tapi biar...biar sampeyan tersinggung seperti saya dulu....biar sampeyan BANGKIT segera.....dari ZONA NYAMAN anda! Tenang2 tapi tanpa harapan!!!
Trus yang disebut kaya itu gimana?
Soalnya kita juga ada alergi dengan kata KAYA. Takut antrinya lama nanti di padang Mahsyar....hehhhee
Jangan kaget.....zaman nabi yang disebut orang kaya itu ya orang sekelas Abdurrahman bin Auf dan Utsman bin Affan. Keduanya sering menjadi donatur tetap perang paling bersejarah. Namun kekayaannya justru makin lama makin bertambah. Nilai kekayaan keduanya masing2 kalo dikurskan saat ini bernilai TRILYUNAN. Nggak aneh kalo nyumbang unta untuk perang...keduanya berlomba2....jumlahnya bisa ribuan unta....woww!!! Pernah sahabat Abdurrahman bin Auf ini juga menyantuni para veteran perang Badar yang masih hidup waktu itu dengan santunan yang dahsyat sebesar 400 Dinar (sekitar Rp 500 juta) per orang untuk veteran yang jumlahnya tidak kurang dari 100 orang. Walaaah...walaahhh....bayangkan aja....jadi yang namanya kaya itu kira2 sekelas Trilyuner kan....ckckkk....
Padahal slama ini yang terbayang di saya.....yang namanya kaya ya Jutawan atau skelas Milyader lah. Nggak sampek triyun2an gitu. Jadi sekarang jangan takut lagi lah antri lama di padang Mahsyar.....kiita masih jauh kok....xiiixiii
La trus kapan kita kayanya ya kalo gini???......wkkkwkkk
NB: Sahabat Nabi yang saudagar kaya: Abdurrahman bin Rauf terkenal dengan ungkapan yang menarik sekaligus menunjukkan cara berpikir beliau yang positif adalah, “Sungguh kulihat diriku, seandainya aku mengangkat batu niscaya kutemukan di bawahnya emas dan perak!”