Si Bimbim Slank dalam suatu wawancara tadi pagi bilang:
"Saya slalu menuliskan tujuan hidup saya…dan saya slalu mendapati di akhir waktu hanya sedikit sekali yang tidak tercapai. Itu pun karna masalah waktu aja kok atau kurang spesifik." Bahkan pernah, ketika dia ingin secara pribadi pergi ke Mekkah bareng bersama2 kluarganya dengan perkiraan 15 orang….eh malah 32 orang yang akhirnya diberangkatkan! Keren bangetkan!
Jadi dalam berdoa jangan kuatir lagi dikabulkan atau tidak, Bimbim slank sudah membuktikan InsyaAllah dikabulkan! Tapi justru berharaplah lebih….hehhee
Sedangkan menulis adalah mengikat makna supaya tidak lepas (lupa). Menulis juga seperti memahat membuat Anda bisa merasa seolah2 doa Anda sudah terkabul! Jangan justru menyangsikan trus.....apa ya iya? Apa bener2 bisa to?
Makanya ketika pembahasan saya tentang dahsyatnya Sholawat menjadi kontroversial …saya pun cooling down dulu. Meski berat bagi saya untuk tidak memposting tulisan saya, namun saya harus koreksi diri. Untungnya aja showroom bibit buah saya pindah lokasi…sehingga saya ada aktifitas hampir slama sebulan sibuk banget sampek hitam kulit saya….qiiiqii.
Pagi ini saya pun tiba2 tersadar harus nulis lagi. Ditrima atau tidak itu bukan urusan saya…..saya hanya menyampaikan rahasia yang ketika saya tulis dalam tulisan saya, bukan saja banyak yang memetik manfaatnya….eh saya yang rada males jadi rajin mengamalkannya! Jadi untuk kepentingan pribadi saya juga nulis itu…..mengikat apa yang pernah saya pelajari dan baca....toh ini wall saya.
Lucunya ketika saya menulis sekarang ini, saya jadi tahu apa sih arti sesungguhnya dari cerita saya tentang Sholawat itu…….yaitu berharap LEBIH. Bila jadi tukang tahu atau tukang becak sekalipun jadilah tukang tahu atau tukang becak yang lebih…..dan itu berarti Anda jadi juragan dari tukang tahu atau tukang becak itu kan? Hehhe…paham blum???
Saya juga jadi pengen lebih ketika lihat postingan sohib saya mas Kuswara Abi Dhaffa berjalan di atas air laut……saya pingin LEBIH yaitu berdiri di atas air kolam…dan berhasil!!! Wkkkwkkkkk…..
(Sayang nya gambar diambil di sore hari sehingga terlihat redup…..rekayasanya kurang mantap….hehhhe)
Ngomong2 berjalan di atas air……tentu banyak yang inget crita waktu kita ngaji saat kecil dulu. Crita yang punya banyak versi dan diulang2 yang menanamkam KEYAKINAN dalam diri kita. Crita tentang keragu2an pak Ustad desa yang bertanya betulkah sedahsyat itu Sholawat??
Jadi saya pun sebenarnya sudah nggak kaget kok kalo kemudian ada yang ragu2 dengan cerita saya tentang sholawat.
Smoga nggak ada yang tersinggung…..ini penggambaran bagaimana seorang ustad sekalipun bisa ragu2 dengan apa yang diajarkannya ketika melihat kedahsyatan yang luar biasa yang ditunjukkan oleh amalan Sholawat.
Begini critanya:
Pada suatu hari……hehhhee (ditulis berdasarkan crita aslinya, bok!)
Tampak lah seorang santri yang kebingungan, terlihat dari cara jalannya yang mondar-mandir di pondok pesantren kayak nggak bertujuan....…sambil melihat banjir di luar pondok.
Melihat hal tersebut, pak Ustadpun menghampiri dan bertanya:
“Ada apa?”
“Saya bingung, pak. Tadi pagi saya dapat kabar nenek saya sakit keras….dan ingin bertemu saya…yang dianggap cucu kesayangannya. Sekarang ini juga saya mau berangkat menjenguknya, namun hujan dari tadi membuat banjir yang begitu besar di luar sana. Bagaimana mungkin saya bisa berjalan sedangkan arus air sdemikian deras?”
Perlu diketahui…..pondok pesantren ini terletak di sebuah tempat yang dipisahkan dari desa dengan sebuah sungai kecil….namun tak dapat dilalui bila banjir seperti ini.
Pak Ustad berpikir sebentar dan berkata:
“Sholat lah dulu dan amalkan sholawat ini”
Pak Ustad pun menyebutkan sholawat andalannya dan berharap ada pemecahan dari masalah ini. Misalkan saja dengan surutnya banjir tersebut.
Begitu urgent....
Begitu yakin sang santri akan anjuran sang Ustad....maka dilaksanakan segera anjuran ustad langsung sketika!
Kira2 2 jam kemudian sang santri pun menghadap lagi ke pak Ustad,
“Sabar lah, nak. Banjir masih belum surut juga!” ujar pak Ustad memelas
“Maaf, pak Ustad. Saya sudah pulang dari menjenguk nenek…terima kasih atas sholawatnya”
“Allahu Akbar!!! Masak iya??…..bagaimana kamu menyebrangi sungainya?”
“InsyaAllah pak Ustad…saya seperti berjalan di atas air saja saat menyebranginya….bolak balik. Entah lah, waktu itu pikiran saya fokus hanya tertuju pada keinginanan saya bertemu nenek dan rasa syukur kemudian”
“Hah? Opo iyo?”
DEERRRR!!!!
Keraguan yang mengerikan!
Bagaimana mungkin pak Ustad yang mengajarkan, pak Ustad yang menjadi ragu2 akan apa yang diajarkannya?
Pak Ustad pun trus pingin membuktikannya sendiri langsung!…..
Mengamalkan Sholawat dengan penuh tanya dan seakan ingin membuktikan atau tantangan ke MAHAan Sang Khalik…..
benarkah orang bisa berjalan di atas banjir dan tak terhanyut??
pertanyaan yang meragukan
Keraguan yang MEMBAHAYAKAN!!!
Dan benar saja,
cerita ini pun diakhiri kejadian yang sangat tragis:
Pak Ustad HANYUT!!!
Ya Allah....
Kami terdiam sedih banget, melongo...
Kami anak2 waktu itu sempat bertanya2 dalam hati bagaimana nasib pak Ustad selanjutnya? Namun tak ada lanjutannya. Crita itu mengajarkan pada kami betapa MENGERIKANNYA keraguan yang ada di dalam hati kita….tentunya keraguan akan kuasaNYA.
Jadi kalo akhir2 ini ada orang seradikal Frans Donald yang mencaci maki Islam dengan sangat tidak hormat, jangan marah dulu. Jangan mengaitkan dengan agamanya. Lihatlah bio profil pribadinya….pasti lah dia orang yang ragu2 dengan keyakinannya sendiri. Dan betulkan? Betapa sangat berbahayanya menjadi orang peragu seperti itu….berbahaya untuk dirinya maupun orang banyak.
Apalagi kalo mau jadi PEKEBUN BUAH, para pensiunan mesti yakin. Jangan karna kegagalan2 kecil di awal sudah membuat mutung! Namanya juga baru belajar. Lihat lah trus gambaran besar di blue print yang sudah dibuat. Pantengin trus itungan BEPnya. Keajaiban2 akan mengikuti kita bila kita YAKIN berhasil. Dompolan buah yang bergelayutan menjadi bayangan akhir kita.
YAKINLAH!!!
Kalo mau melakukan hal tak mungkin….….periksa diri dulu…..masih adakah keraguan di hati Anda ketika mengamalkan Sholawat!
Seperti sang santri: bukan BERJALAN DI ATAS AIR yang dipikirkan, tapi fokus lah pada tujuan atas kesenangan bertemu nenek.
Fokuslah
bila perlu TULISLAH tujuan Anda supaya lebih fokus lagi!
NB: Saya pernah merasakan keajaiban sholawat sesungguhnya....menempuh perjalanan panjang dari satu kota ke kota lain dalam waktu yang sangat singkat (rasanya melebihi berjalan di atas air sangking cepatnya....hehhee) hanya karna saya fokus pada dokumen penting yang tertinggal. Namun sepanjang jalan tak berhenti2nya saya melantunkan sholawat Nariyah. Saya sampek tertegun lama ketika sampai di tempat, dan dokumen masih ada....Alhamdulillah ya Allah.