Terkadang saya harus mengelus dada ketika teman-teman pria saya mengeluh tentang tingkah laku istrinya yang tidak mereka mengerti atau pahami! Sebetulnya saya sendiri pun mengalami, cuman bedanya saya tahu apa yang sedang saya hadapi. Ini jelas sesuatu yang luar biasa terjadi pada para suami yang berhadapan dengan wanita karier, wanita pekerja yang beda banget dengan ibu mereka dulu. Seakan-akan sifat keibuan dari istri mereka perlu dipertanyakan. Untuk memperjelas ini saya perlu mengutip bagian dari artikel yang ditulis oleh Firdausfamily di sebuah droup WA: 

Penelitian kedokteran di lapangan (dunia Barat) menunjukkan telah terjadi perubahan yang amat signifikan terhadap bentuk tubuh wanita karir secara biologis, sehingga menyebabkannya kehilangan naluri kewanitaan. Meskipun jenis kelamin mereka tidak berubah menjadi laki-laki, namun jenis wanita semacam ini dijuluki sebagai jenis kelamin ke tiga. Menurut data statistik, kebanyakan penyebab kemandulan para istri yang merupakan wanita karir tersebut bukan karena penyakit yang biasa dialami oleh anggota badan, tetapi lebih diakibatkan oleh ulah wanita di masyarakat Eropa yang secara total, baik dari aspek materiil, pemikiran maupun biologis lari dari fithrahnya (yakni sifat keibuan).

Penyebab lainnya adalah upaya mereka untuk mendapatkan persamaan hak dengan kaum laki-laki dalam segala bidang. Hal inilah yang secara perlahan melenyapkan sifat keibuan mereka, banyaknya terjadi kemandulan serta mandegnya air susu ibu (ASI) sebagai akibat perbauran dengan kaum laki-laki.

Jelas kan? Betapa sekarang ini kita berhadapan dengan makhluk lain, seorang istri yang tidak lagi jelas pada posisinya. Terkadang pikiran mereka dipenuhi target dan dead line pekerjaan yang mengerikan! Pembicaraan mereka begitu membanggakan akan prestasi mereka, tak peduli suaminya yang makin mengkeret mendengarnya. Sifat sombong begitu mendominasi di saat lain. Mungkin Anda protes, istri saya tidak seperti itu! Oke lah....tetapi kita sedang membicarakan tentang wanita sebagai istri yang berubah. Dan tidak semua wanita begitu. Paham?

Kita sedang membicarakan KEBINGUNGAN akan perubahan istri yang tidak sewajarnya terjadi. Lelaki yang seharusnya berkuasa terpaksa harus berjibaku dengan amarah nafsunya pada orang yang disayanginya akan ketidak mengertian pada apa yang sedang terjadi! Wanita sebagai istri berani sekali menolak ajakan suami untuk melakukan hubungan intim dengan alasan capek.......ini membuat suami tidak habis pikir dan berakhir curiga! Atau menolak ikut pindah ke tempat suami ditugaskan dengan alasan anak dan keluarganya sendiri. Bagaimana mungkin dia jauh dari pimpinannya?




Dan ini sering terjadi yang membuat teman saya muak dan muntah......kapan kah ini berakhir? Bagaimana mungkin seorang wanita tidak butuh sex?? Tak aneh mereka pun lari atas nama dendam itu ke wanita lain, atau justru tidak lagi minat pada istrinya alias loyo. Ketika itu terjadi, maka bisa ditebak dendam melahirkan dendam lagi. Aksi balasan dari istri terjadi, lucunya selalu saja suami yang dipersalahkan sebagai pihak yang memulai. Suami pun makin stres.....wkkkwkkk

Jawaban dari semua itu adalah kembali ke agama kita Islam. Agama yang berlaku sampai akhir jaman dan memang tahu akan terjadi hal seperti di atas. Bahkan buku laris yang membimbing kita untuk memahami pasangan yaitu Man are from Mars, Women are from Venus karya John Gray, Ph. D tak layak lagi sekarang, Semua sudah berubah!

Rasulullah SAW bersabda, “Seandainya aku boleh memerintahkan seseorang untuk sujud kepada seseorang, niscaya aku perintahkan kepada istri untuk sujud kepada suaminya”. (HR. Abu Daud).

(Diriwayatkan oleh Imam Ahlmad dari Mu’adz bin Jabal. Abu Daud telah meriwayatkan pula dari Qais bin Sa’ad, Thirmidzi dari Abu Hurairah, Ibnu Majah dari  Aisyah, Al Hakim dari Buraidah, Ibnu Hibban dari Abi Anfa).


Disitulah jawabannya, seorang istri haris mengerti bahwa suami adalah pengganti orang tuanya di dunia ini dan yang menanggung dosa-dosanya, maka dia perlu taat pada suaminya. Sujud bukan berarti menyembah tapi ketaatan yang mutlak. Meski dia berubah, tapi sebagai istri dia harus kembali kekediriannya, tanpa itu maka itu justru menyiksa dirinya dan suaminya. Hadist ini nggak perlu disalahpahami dan diartikan lain tapi memang begitu. Istri harus tahu diri siapa dirinya. Suaminya adalah pemimpin sesungguhnya dirinya bukan atasannya. 
Bahkan, maaf. Ada istri yang menonjolkan keagamaannya dengan membanggakan bacaan kitab sucinya, puasanya, sedekahnya tapi tidak taat pada sauminya untuk apa? Brati dia tidak tahu dasar agamanya!
Kerika istri kembali kehakikatnya....dia pun kembali ke KEBAHAGIANNYA yang selama ini dicari-cari. Kebahagiaan itu ada di rumahnya, dekat sekali dan bukan di kesuksesannya.