PIKIRAN DULU BARU REALITAS!
Saya seneng nulis yang sekiranya berguna buat saya sendiri maupun teman-teman. Sekedar pengingat aja sich! Nulis bagaimana MENJUNGKIR BALIKKAN PARADIGMA kita selama ini. Soalnya saya melihat permasalahan yang sama dalam hidup kita ini....kok diulang terus menerus, apa ngga bosen ya??
Hidup seperti itu adalah hidup seperti mesin cetak yang rusak. Kita menyesali hasil cetakan yang rusak dan kita terus memikirkannya........hasilnya adalah cetakan yang makin parah. Kenapa tidak berhenti sejenak, Anda matikan mesinnya dan benahi mesinnya...titik! Dan mesin cetak kita adalah pikiran plus perasaan yang menghasilkan realitas....biarkan lah tenang sejenak.
Para ahli menyebutnya sebagai kita berada di titik nol. Biarkan pikiran dan perasaan dalam posisi tidak mencipta. Bisa berupa kita istirahat, nonton film (nonton hidup orang lain), atau yang paling seksi adalah kita Sholat. Sholat membuat kita fokus pasrah dan berharap hanya pada Allah sang Maha Hidup! Kayaknya nikmat kalau hidup ini plong, bersyukur atas apa yang terjadi.
Bahkan Allah pingin kita di titik ini 50 kali sehari....namun kita nggak sanggup. Karena Allah tahu banget dan kasihan kita bergelut dengan masalah kita yang nggak habis-habisnya. Hidup kok ruwet buntet gitu!! Masalah satu selesai...ee dateng masalah lainnya. Hidup kok kayak zig zagnya nyetir mobil. Padahal hidup ini anugrah lho!!!....bahkan anugrah terbesar....namun parahnya lagi: ada orang yang saat ziarah di kuburan aja ngrasa betapa beruntungnya orang yang mati dikubur itu, tenang tanpa masalah lagi! Hello....apa-apaan ini???
Lho nyatanya hidup kita memang bikin capek gitu kok? Ya lah...saya percaya itu, karena sebetulnya hidup kita jarang ngikutin juklak. Padahal mudah kok...tinggal baca aja kitab suci seperti Al Qur'an...beres deh! Semua ada di situ...belum jelas juga teruskan baca Hadistnya. Gitu kok repot?!!
Setelah mesin pikiran kita terkendali karena dalam posisi 0, mulai lah berjalan pelan memikirkan hal-hal yang baik-baik saja atau yang terindah-indah saja, meski realitas hidup kita terpuruk. Senangkan hati kita terus. Anggap realitas saat ini adalah masa lalu yang nggak perlu disesali, bersyukur lah! Bersyukur lah atas apa-apa yang bisa disyukuri. Ciptakan realitas baru lewat pikiran dan perasaan yang menyatu, berupa keyakinan yang teguh: itu lah hidup kita yang kita inginkan dan akan tercapai. Bayangkan itu dipikiran sebegitu nyatanya, seperti sudah terjadi. Dan pasti terjadi!
Tiba-tiba Kita protes teriak: AKU NGGAK BISA hidup dalam kepura-puraan gitu! Saya paham kok, karena kita terbiasa hidup terbalik: relaitas dulu baru pikiran. Artinya Anda memikirkan realitas yang ada. Realitas morat marit, bila dipikirkan (diciptakan) makin acak kadut...hehhhe maap. Hasilnya adalah Anda menciptakan sampah daur ulang. Kita menciptakan kehidupan sama lagi setiap hari. Jika hidup kita sudah baik mungkin nggak masalah banget, yang masalah adalah hidup kita masih termehek-mehek tadi. Makanya nggak aneh, kita seneng banget ngrasani orang lain, dan orang yang Anda rasani pun makin menyerang Anda. Kita masih ngeluh dengan derita kita, dan derita pun betah banget nemplok di pundak kita! Ayo perbarui pikiran kita. Kita pikirkan dan rasakan yang baik, maka kita berarti menciptakan hidup yang lebih baik. Dan setiap hari hidup kita lebih baik dari kemarin.
"Barangsiapa yang hari ini lebih baik daripada hari kemarin maka dia orang yang beruntung. Barangsiapa yang hari ini sama dengan hari kemarin maka dia orang yang merugi. Barangsiapa yang hari ini lebih buruk daripada hari kemarin maka dia orang yang hina."
Perkataan di atas memang bukan hadits, namun disampaikan Umar bin Abdul Aziz Rahimahullah, Khalifah yang dikenal karena kesalehan, keadilan, dan kebijaksanaannya. Semoga kita bisa meniru beliau!
Biasa makan durian gede, gimana kalo (mikir) yang lebih kecik....seukuran telapak tangan gitu? Kayaknya asyiikk.....rasanya lebih enakkan bisa dikantongin dan makannya juga mak lep!!!😋😋
0 Ulasan