DITUNTUT 2 M, EH MALAH DAPET 2 M
Meski miris banget, betapa telah "hilang" rasa hormat anak pada orang tua tapi saya nggak begitu terkejut ketika mbaca berita akhir-akhir ini tentang seorang nenek (foto di bawah - dari merdeka.com) di Tangerang yang dituntut anaknya sendiri 1 M gara2 sengketa tanah. Soalnya saya pernah ngalamin sendiri dalam versi yang lain...hehhhee......
Waktu itu nenek saya butuh uang dan berniat menjual tanah kebunnya ke saya, namun saya tawarkan ke kakak saya yang di Kalimantan. Oleh kakak dibayar cash dan minta bantuan saya mengurus segala sesuatunya. Langsung aja setelah surat2 beres......saya merencanakan untuk menanam tanah tersebut dengan bibit2 buah. Niat itu saya sampaikan ke Nenek, tapi entah lah reaksinya kok diem kayak nggak suka.....dan berita ini pun terdengar oleh kakak saya.
"Wadouuhh...kamu bener2 nggak tahu gimana physikologi orang tua itu?!" terdengar suara marah kakak saya melengking di telpon.
"Maksudnya?"
"Dengerin....Nenek memilih kita untuk membeli tanah warisannya tentu dengan alasan yang tidak main2. Kta adalah cucunya yang terpilih mendapat kehormatan memiliki kebun dengan special price. Dan karena kita cucunya maka dianggapnya tidak ada transaksi jual beli. Titik"
Saya langsung ngotot: "Hahhh, la kok bisa? Bukankah tanah itu sudah hak kita! Dan kakak juga kan yang nyuruh saya ngurus semua."
"Nah itu dia......itu ego orang tua yang harus kamu pahami.....dan ini yang penting....karena dianggap tidak ada transaksi sehingga tanah tersebut dianggapnya masih miliknya. Kita hanya kayak rekanan aja. Apalagi itu cuma kebun, dia pingin dia yang ngurus, dan semua harus atas persetujuannya. Gimana kalo kamu tanam buah2an di situ? Pisang-pisang kesayangannya rusakkan? Dan kalaupun saya nyuruh kamu ngurus cuma sebatas hak kepemilikan tanah aja, Sekarang tolong......kamu harus minta maaf (2 M) pada beliau", Saya tertunduk malu banget....oh, betapa hormatnya kakak saya pada nenek sebagai orang tua. Tuntutan kakak saya langsung saya penuhi.
Saya tak lagi cawe2 atas tanah tersebut. Bahkan sampai Nenek meninggal saya pun masih nganggap tanah itu milik nenek. Sehingga ketika kebun Mangga disebelahnya yang milik ibu saya dibeli untuk perluasan sebuah Madrasah......sebagian tanah nenek itu dimasukkan dalam paket infaq/ wakaf oleh kakak, berharap nenek bahagia di sana.
Oih..... sebuah happy end yang indah, ketika bener2 ada pengertian. Karena kita tahu tujuan sebenarnya.
Bahkan saat serah terima tanah, saya pribadi pun dapet 2 M (makasih mas)!
Alhamdulillah.
0 Ulasan