Sebenarnya penemuan proses nuklir 
berawal dari penemuan ahli fisika Hongaria yang bernama Leo Szilard pada tahun 1934. Leo menemukan suatu teori bahwa inti atom tertentu dapat pecah jika ditembak berulang-ulang dengan partikel neutron dan menimbulkan chain reaction (reaksi berantai). Kemudian Leo menemui Einstein dan menyampaikan penemuannya. Oleh Einstein, chain reaction ini dirumuskan dengan e=mc², yang dapat menghasilkan kekuatan raksasa.

Leo membujuk Einstein bahwa bom atom dapat dibuat dengan menggunakan rumus tersebut, tetapi Einstein tidak mau mencampurkan antara urusan penelitian dengan pembuatan bom untuk perang. Tetapi setelah dibujuk Leo secara terus-menerus, akhirnya Einstein menyetujui untuk mengirimkan surat pada Presiden Amerika Serikat (waktu itu Roosevelt) yang berisi ide untuk membuat bom menyaingi Jerman.
(disalin dari ilmu pengetahuan . org).

Lihat lah bagaimana keduanya jujur terhadap kerja sama sebagai partner. Mungkin Einstein bisa saja tidak mengakui bahwa rumus itu adalah hasil pemikirannya murni. Hasilnya Leo Szilard bukan lah apa-apa dalam ilmu pengetahuan dunia. Tak ada yang mengenal siap dirinya? Kearifan Einstein yang mengakui peran besar Leo membuat kita acungkan jempol tinggi-tinggi! Sebab kebanyakan yang terjadi adalah sebaliknya.
Padahal umur kita di dunia ini terlalu singkat untuk menjadikan kita dari zero from hero. Semua kita yakin pasti ada orang dibalik keberhasilan kita! Atau ada orang yang begitu sabar menyadarkan kita pada jalan yang benar, dan ketika tahu jalan itu kita melesat tak terbendung! Sadari itu.....jangan sampai kita sombong melupakan sang penunjukk jalan. 

Entah lah saya termasuk yang terkadang kurang berhasil dalam membangun kepartneran, kecuali yang dibangun atas nama keikhlasan masing-masing berdasarkan menjunjung tinggi amanah yang diberikan Allah!
Saya sering menolong teman untuk saya pekerjakan di bisnis saya, sering kali dengan berjalannya waktu mereka terkadang lupa bahwa niat saya awal adalah menolong dari pada menjadikan dia pekerja. Tak aneh sifat lupa ini menjadikan dia tega berkhianat, atau menipu saya! Alhamdulillahnya ada juga yang setia yang membuat saya merasa sangat bersukur, sebab merekalah tangan kanan saya di bisnis ini.

Suatu kali di awal tahun 2015 saya terlibat proyek bertahun-tahun dengan perkebunan durian milik perorangan. Dari mulai pengadaan pembibitan, land clearing bahkan sampai pasca panen sekalipun. Artinya saya bertanggung jawab sampai pohon durian tersebut berbuah. Letak perkebunan di atas bukit dengan pemandangan yang indah jelas menjanjikan alternatif agrowisata yang sangat menarik! Apalagi dekat dengan tempat wisata yang terkenal. Pohon yang direncanakan berbuah diumur 5 tahun, diminta untuk berbuah secepatnya diumur 4 tahun atau maju 1 tahun Terus terang saya kaget dengan perubahan ini, karena saya termasuk orang yang memegang jadwal sejak awal. 
Perubahan ini membuat saya keteter, karena saya tidak mau menggunakan booster seperti Paklobutrazol yang berbahaya itu. Saya meniru pemupukan cara negeri jiran yang berhasil lewat aplikasi yang ketat dan penjadwalan tadi! Menjelang pohon berumur 4 tahun tak ada tanda-tanda durian berbunga. Padahal jadwal sudah saya sesuaikan. Pemilik marah-marah, bahkan mengejek saya di beberapa komunitas/ group durian di medsos, sebagai orang yang tak berhasil mengurus perkebunannya. Saya sempat malu.....namun setelah saya renungkan maka saya ngambil sikap tenang dan menunggu saja. Sambil konsultasi dengan beberapa ahli pupuk yang saya kenal. 
Dua minggu kemudian tiba-tiba pohon durian hampir semuanya serempak berbuah. Saya lega sekali. Meski saya kecewa, pemilik kebun tidak berupaya mengklarifikasi apa yang telah dilakukannya di beberapa media sosial. 
Peristiwa berbuahnya perkebunan durian ini sontak membuat geger, karena ini adalah pengalaman berbuah pertama kalinya, durian yang ditanam adalah durian yang terkenal di dunia seperti durian Musang king. Alhasil banyak media yang meliput termasuk sebuah media nasional terkenal. 
Saya ikut bangga banget, bahkan saya sampai mimpi ikut diwawancarai....wkkkwkkk.
Ketika ditayangkan saya berharap sang pemilik mau lah menyinggung nama saya biar nama saya ikut terangkat. Tapi tidak ada satupun! Saya ulang-ulang wawancara itu berkali-kali; saya hanya menemukan kenyataan bahwa sang pewawancara sebenarnya sudah menggiring sampai 3 kali pertanyaan: apa kah ada konsultan atau ahli pupuk yang membuat perkebunan durian Anda berhasil berbuah dan buahnya begitu banyak? Sang pemilik tampaknya menghindari menyebut nama saya, bahkan ketika pertanyaan terakhir atau yang ketiga bersifat menjebakpun, pemilik kebun hanya menjawab konsultan dari Semarang, jadi bukan dari Ungaran asal saya. Ya Allah kok sedemikian teganya, jerit batin saya!

Ini hanya sedikit contoh bagaimana sulitnya orang membantu mengangkat orang untuk hanya sekedar bisa ikut numpang kesuksesan orang lain. Karena umur kita ini singkat banget, terlalu singkat untuk bisa sukses tanpa bantuan orang lain. Sangat sulit kawan!
Makanya ingatkan dulu bapak kita selalu pesan ke anak-anaknya bahwa siapapun yang sukses duluan HARUS MEMBANTU saudaranya yang belum sukses sampai BISA sukses!
Bila itu tidak dilakukan.......teramat BESAR dosa atau hutang Anda sama bapak. Salaaaam!!!