Seorang teman yang sekarang sudah mualaf datang ke rumah pagi-pagi dan banyak bertanya. Pertanyaan yang sebetulnya mengungkap rahasia besar tentang begitu berbedanya dia ketika sudah menjadi Muslim, dia terkaget-kaget tak menyangka bahwa cuma mengucap Syahadat ternyata dampaknya begitu besar dalam kehidupan pribadinya. Padahal dia harus paham: Syahadat adalah sumpah masuk agama Islam secara utuh atau kafah! Tidak setengah-setengah. 

Sebetulnya saya agak ogah-ogahan menjawabnya karena sebelumnya saya sudah memberi banyak wejangan, tetapi dia seperti mengangap saya terlalu ekstrim. Dulu saya bahkan pernah bilang; siapkah dia jadi seorang Muslim?? 
Karena sekali lagi kusekuensinya begitu berat jika dia tidak siap! Dan menurut saya waktu itu dia belum siap. Maap!!

Misal dalam keberpihakan, dia menyatakan diri "netral" meski dia sudah jadi Islam. Itu membingungkan bagi teman-teman Muslim barunya! Tulisan dan wawancaranya masih seperti dulu menyudutkan kaum Muslim, ini jelas harus dirubah, saran saya dulu. Tapi dia tetap keukeuh bahwa dia harus menulis yang benar adalah benar. Saya bilang lagi: benar dari sudut mana? Dari sudut pandangan lama Anda?? Dia pun ngeyel: nabi tidak sekeras kamu!. Ok, sekarang kalau kamu diajak nabi berperang dengan kaum kafir, masihkan kamu netral! Bengong dia! Wakkkakkwkk.....

Makanya di pagi itu saya ingin dia menjadi Islam yang Kafah. Dalam bahasa Arab Islam sendiri berarti "berserah diri" sedangkan kafah artinya "sepenuhnya"! Selain dia harus beriman sepenuhnya pada Allah dan mengakui kenabian Muhammad, dia juga harus menjalankan syariat Islam!

Sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Al-Baqarah ayat 208:

“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan [kafah], dan janganlah kamu turut langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu,” (QS. Al-Baqarah [2]: 208).

Nah, sekarang dia harus tahu dan sadar bahwa posisinya dia sekarang jelas berbeda, tidak sama seperti dulu. Menjadi Muslim bisa jadi berat hidupnya, misal seorang Muslim percaya bahwa Allah itu ingin bila dia bertemu dengan Allah nantinya harus dalam kondisi bersih di akhirat kelak, maka kita umat Muslim selalu dalam kondisi DIBERSIHKAN di dunia!! Bahasa kasarnya: disikat terus pakai sikat biar bersih tiap hari. 
Kuatkah kita: sekali kita melakukan dosa maka Allah langsung menimpakan siksa dunia pada kita. Ngerikan!!! Maka tak aneh hidup kita tertatih-tatih kesakitan ketika kita mash aja enteng berbuat dosa alias bermaksiyat ria!! Selalu aja kemalangan yang terjadi. Masak baru jatuh kemarin kok jatuh lagi! Sial amat ya!
Bahkan kita masih disikat lagi di alam kubur supaya bener-bener bersih dan wangi....hehhhe.
Kok bisa? Ya iyalah, misal kita meninggalkan hutang di dunia yang belum sempat kita bayar!

Lo trus apa enaknya jadi Muslim??,sahutnya cepat. 
Oh enak banget, selain kita dalam kondisi bersih terus dan wangi......kita juga punya banyak keajaiban yang tidak dipunyai umat lain! 
Misal sampeyan kan suka meditasi......di Islam ada seperti tafakur meditasi yang dahsyat. Dimana meditasinya dengan mengolah pernafasan dan berzikir memuji Allah atau bisa juga ribuan kali bersholawat. Hasilnya adalah mendukung do'a kita untuk sgera dikabulkan Allah. Saya sering terharan-heran melihat hasilnya, bagaimana seseorang bisa melunasi hutang yang Milyaran itu hanya dalam hitungan bulan. Atau ada orang yang membangun rumah Milyaran tapi sedikit sekali mengeluarkan uang dari koceknya sendiri! Keren!!!
Dan bila seorang Muslim mampu mendukung itu semua dengan
bersedekah jor-joran maka saya sudah nggak bisa cerita lagi di sini! Soalnya nggak masuk akal!!!!!

Dan maaf, sebetulntya berat yang saya saya ceritakan di atas hanya sekedar mengingatkan Anda aja yang keras kepala! Padahal bila kita tobat maka Allah akan meringankan hukuman yang seharusnya kita jalani. Nyikatnya nggak keras-keras amat....hehhee.
Dan coba bayangkan bila Anda tidak melakukan dosa, apa ada kotoran? Nggak ada yang perlu disikatkan??
Terus jadi Islam beratnya dimana? Nggak ada. Titik!
Menjadi Muslim itu mulia dan eunak banget!!!